Sabtu, 16 Maret 2013

Sang Penyejuk



Sepertinya sekarang matahari mulai menemukan percaya dirinya untuk terus berada, bertengger di langit.. diantara awan-awan yang menipis diterpa sinarnya. Nyanyian burung-burung juga mulai teredam, entah kenapa…sepertinya semilir angin membuatnya bisu. Sementara daun yang tadi pagi kulihat masih hijau indah, kini mulai mengerang, tak tau harus berlindung dimana. Matahari membuat permukaannya sedikit kecoklatan.

Aku masih duduk..diam..mengamati… kamu berdiri persis di depanku… sejuk menjalar di sekujur tubuhku. Entah bagaimana, kamu selalu menyejukkan. Didekatmu, aku selalu menemukan semangat yang tadi hangus dibakar matahari.

“kamu tidak lelah?” tanyaku…

Kamu tak menjawab, hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. Sebenarnya aku mencemaskanmu. Tapi setiap kali aku bertanya, kamu hanya menggeleng lantas terus berdiri didepanku..membisu..tak ada satu katapun yang keluar.

Aku mulai mencari kesibukan yang bisa membuatku berhenti memikirkanmu. Maka aku mengambil salah satu novel yang terjejer gagah di “kerajaan huruf” ku. Lantas aku terus membolak balik halamannya, dan sesekali melirik ke arah mu yang masih berdiri. Kali ini disampingku.

“apa kau baik-baik saja?” tanya ku lagi

Kali ini aku sangat khawatir denganmu..kau terlihat lelah sekali.. sudah..sudah cukup kali ini. biar hawa gerah matahari sesekali merasuki ku… maka aku beranjak dari kenyamananku dan mendekat pada mu… sudah..sudah cukup… aku memang tak akan nyaman jika tidak ada kamu.. tapi kali ini sudah…cukup…

Lalu aku menekan tombol off yang ada di kaki mu… Ah… Depok kali ini panas sekali… semantara kipas angina telah kumatikan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar