Rabu, 28 Agustus 2013

menyepi atau benar benar sepi?



hai.... aku kembali lagi setelah berjuta detik menghilang dari halaman ini..
aku tau kau tak merindukanku,,, siapa yang akan merindukan perempuan aneh sepertiku? aku hanya mampu merindu diri ku sendiri..

buang semua prasangka mu tentang ketidakmunculanku belakangan ini setelah aku merayakan kesempatanku di dunia ini yang semakin singkat... lagi lagi aku ingat tentang waktu..

persetan dengan semuanya sekarang... aku kembali.. mau tak mau kau harus menerima ku lagi.. menumpahkan hujan tinta pekat di kedua mu.. aku kembali membawa banyak cerita.. bersiaplah kau untuk mendengar celotehku... karena aku selalu tau kau pendengar yang setia..

malam ini aku akan bercerita tentang sepi... dari tiga orang gadis bernama B, C dan N yang menetap di kota berbeda, namun kecanggihan dunia membuat mereka selalu terhubung.  mereka senantiasa mengeluhkan tentang kesepian yang selalu mereka temukan satu sama lain.. saling bercerita bagaimana bentuk sepi yang mereka hadapi.

C tinggal di kota sejuk.. tapi akan menjadi menyebalkan bila angkot angkot di kotanya mulai lalu lalang. C, dia mengawali cerita sepinya.  "Inilah realita yang saya jalani sekarang, saya hanya ditemani....maaf saya harus bilang... anak ayam yang berain main dalam ingatan" kedua gadis lain tidak heran... C emang selalu unik, dia mengalami sepi yang berbeda dengan orang lain.. punya teman, hidup, dan itu anak ayam... itu membuatnya sepi... ckckckck 
sontak N mencoba mengungkapakan apa yang semestinya diungkapkan semua orang yang mendengar keluhan C.. ya, ungkapan prihatin sembari memulai cerita sepinya"aku tak tau harus mengatakan apa dalam mengungkap keprihatinanku C, tapi setidaknya kamu punya teman.. anak ayam... dan hidup. sementara aku, hanya jejeran huruf yang berkeliaran dimana mana" keadaan lingkungannya memang mekasa N untuk terus bersentuhan dengan huruf dan halaman bukunya.  
B tak mau ketinggalan memamerkan cerita sepinya"aku hanya ditemani cicak, yang mungkin mulai prihatin mendengar jeritan keyboard laptop yang kuhantam sedari tadi. Atau prihatin melihat jariku yang mulai tepos? Ah, kurasa tidak. Dia sepertinya memandang parasku. Hanyut.”Seperti biasa, B tidak benar benar sepi… dia pandai menghibur dirinya sendiri, walau hanya cicak yang dianggapnya memandang paras cantiknya, tapi dia terhibur dengan itu.
“Persetan dengan anak ayam, jejeran huruf, dan cicak penggoda. Tetap saja kita ini perempuan perempuan kesepian. Mencari makna hidup dari derita sendiri yang menyiksa” pangkas C tajam 
 “Dan berusaha menikmatinya.. kita belajar menerima apa adanya, biar sepi” sambung N  
“Apalagi yang bisa mempresentasikan sepi selain sendiri. Ya sendiri”  sahut B 
Begitulah ketiga gadis itu bercerita tentang sepi… sepi yang mereka keluhkan. Sepi yang sebenarnya tidak sepi..pengakuan  sepi yang hanya sebagai topeng. Apalagi yang membuat mereka kesepian? B ditemani laptop dan cicak penggoda. C di kelilingi anak anak ayamnya. Lalu N dihujani huruf huruf yang menari di sekelilingnya. Alasan apalagi sehingga sepi tetap menggelayuti pikiran mereka? Dan lagi… mereka punya satu sama lain.. yang meski jarak memisahkan, berkat kecanggihan dunia mereka tetap terhubung.
Mereka hanya belum menyadarinya

Ini kisah nyata... percakapan mereka nyata.. sepi mereka yang tidak nyata..