Rabu, 09 Januari 2013

cerita




Setiap cerita selalu dimulai dengan pertemuan. Begitu juga dengan cerita hidup, dimulai dari pertemuan dengan dunia yang bersedia menampung raga ini. Cerita tentang keluarga, dimulai ketika pertama kali membuka kedua mata dalam pelukan ayah bunda. Begitulah cerita, selalu dimulai dengan pertemuan. Lantas, apakah perpisahan mengakhiri sebuah cerita? Mungkin saja iya, bagi orang yang tak terkesan dengan suatu pertemuan. Tapi kebanyakan tidak. Malah perpisahan kadang membuat cerita yang telah terjadi semakin merakat dan bahkan memulai cerita baru, ya cerita tentang saling memperhatikan, cerita saling merindukan, dan cerita saling memikirkan bahkan mendoakan satu sama lain dalam diam.

Aku punya cerita tentang pertemuan dan perpisahan. Ah, mungkin saat ini kita belum benar-benar berpisah karena kau masih sering menampakkan diri dihadapanku. Masih lekat dalam ingatanku ketika pertama kali aku melihat dan berusaha mengenal siapa kamu. Saat itu, kau memakai kemeja berwarna ungu berbicara di hadapan banyak orang sementara aku adalah pemerhati sang pembicara, kamu. Saat itu, aku terus memperhatikanmu sampai waktunya kita berpisah, acaranya selesai.

Lalu, aku berusaha bertanya kemanapun sebisaku tentangmu. Aku sangat sulit menghafalkan dan menyebutkan namamu kala itu. Aku terus berusaha mengingatnya agar aku bisa mencari tahu siapa dirimu melalui sudut serba tahu ‘google’. Sayangnya, otak dan pikiranku kala itu tak bekerjasama, aku lupa siapa namamu. Huft, sangat mengesalkan.  Lalu aku pasrah tentangmu, aku tak berniat lagi mencari tahu siapa kamu dan beranjak melupakan kesan pertama melihat dan memperhatikanmu.

Suatu hari, aku menemukan lagi nama mu. Aku langsung mengetikkan nama itu di layar komputerku dan bermunculanlah sekelabat informasi tentangmu. Aku tersenyum, “akhirnya aku tau siapa dia” batinku. Lalu aku mulai rajin memerhatikan sosokmu walau sekedar membuka laman tentangmu. Kebiasaan itu terus berlanjut sampai… ah, aku bahkan tak tau sampai kapan.

Cerita, selalu diawali dengan pertemuan, dan perpisahan belum tentu sanggup mengakhirinya. Cerita tentangmu semakin kuat dalam benakku. Aku bertemu lagi denganmu. Kau dan aku saling tahu, itu kesempatan indah yang diberikan Sang Maha Tahu kepadaku. Akan dimulai cerita baru tentangmu, ah bukan cerita baru tapi lanjutan dari cerita yang telah sempat kurangkai tentangmu. Sekali lagi, kau dan aku saling tahu. Entah kenapa aku sangat senang atas keadaan ini.

Kau mulai menceritakan sekelebat tentang dirimu. Lantas aku juga bercerita tentangku. Aku sangat senang atas keadaan ini. kau dan aku saling tahu. Terimakasih Tuhan.  Hanya itu, kau dan aku saling tahu.. Bukankah cerita bahagia ini sangat sederhana? Kau dan aku saling tahu. Memang bahagia itu sederhana. Cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar