Jumat, 21 Desember 2012

-untuk-



“nae, lo udah dilamar ato belum?” saya kaget dengan pertanyaan teman tadi dan langsung merespon dengan “lamaran apa sih? gue kan masih belia?” Ternyata yang dimaksud teman saya dengan lamaran itu adalah untuk………..
ah, lupakan percakapan di atas. Sudah 2 minggu saya menjalani beberapa ujian, baik itu praktikum ataupun tulis. Selama 2 minggu ini juga bermunculan film2  Indonesia yang diangkat dari kisah novel2 best seller.. ya, film yang banyak bikin galau mahasiswa seperti teman2 saya (mungkin saya juga)
hari ini saya dan teman-teman dibuat terisak dengan film Habibie & Ainun. Mata kami dibuat bengkak karena banyaknya air mata yang memaksa lepas dari jeratan kelenjarnya.. 
lalu, kami membicarakan tentang jodoh. Ah, sebenarnya saya belum cukup umur untuk membahas soal ini.. tapi teman saya terus membicarakannya dan meminta saya untuk membuat sebuah tulisan untuknya…
Ini untuk teman yang lagi terusik pikirannya tentang “siapakah jodoh saya?” untuk Himella yang lagi terpukau dengan keromantisan Habibie pada Ainun
J O D O H - perjalanan rasa
jodoh barangkali semacam percakapan yang terhubung di telon genggam. Ada panggilan masuk. Ada panggilan keluar. Ada panggilan tak terjawab. Tetapi toh yang terpenting bukan seberapa banyak kita menelepon, ditelpon atau mendapatkan missed call. Perlu niat untuk melakukan sebuah percakapan-disamping perlu pulsa juga waktu yang cukup.
percakapan telpon genggam bukan bukan tentang ada atau tidak ada seseorang yang ingin kita hubungi atau menghubungi kita, tetapi tentang kesungguhan untuk saling terhubung dan memulai percakapan itu sendiri. Pilihlah tempat paling nyaman dan strategis agar sambungannya tak terputus-putus, kenali dan identifikasi lokasi lawan bicara agar tak kecewa menghubunginya “diluar jangkauan” atau saat “nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif”. Selanjutnya hanya tombol-tombol yang tersedia di depan mata, juga sebuah nama, sisanya pilihan ‘ya’ atau ‘tidak’

2 komentar: