Teruntuk 2 orang yang palingku syangi di dunia ini, ibu dan
papa
Assalamualaikum Wr Wb
Dengan surat ini, ananda menyampaikan bahwa saat ini ananda
dalam keadaan sehat walafiat. Anandapun berharap ibu dan papa juga senantiasa
dalam limpahan rahmat dan lindungan Allah SWT. Amin…..
Bu,,Pa,, hari ini adalah tanggal 2 april.. itu berarti
beberapa hari lagi dina akan melepas usia 18 dan memasuki usia 19. Usia yang
sangat tak ingin dina temui sebenarnya. Karena, sampai usia yang telah cukup
besarpun dina belum bias membalas semua jasa ibu dan papa. Masih banyak
kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa dina pada ibu dan papa yang sampai saat ini
masih membuat dina merasa sebagai anak durhaka.
Dari kecil, ibu selalu mengajarkan dina tentang disiplin dan
kerapian serta mengajarkan dina bagaimana “gadih” minang yang baik. Tapi,
ketika itu dina sering mengelak dan bermalas-malasan dengan apa yang ibu
perintahkan. Dan dina baru sadar, ternyata manfaatnya dapat dina rasakan
sekarang setelah jauh dari ibu. Dina sudah biasa dengan disiplin dan dapat
mengurus diri sendiri serta dikenal rapi oleh teman-teman dina (semoga).
Dari kecil, papa selalu mengajarkan dina tentang kesopanan,
dan agama. Sehingga papa yang paling senang megetahui dina diterima di SMA 1
Padang Panjang, karena papa tau disana anak gadsnya akan dikuatkan oleh ilmu
agama. Dan tidak akan ragu lagi melepas dina bila saat kuliah dina berada jauh
dari orang tua.
Teringat, dulu waktu kecil. Dina marah entah kenapa, lalu
ibu dan papa membujuk dina agar tidak merengek dan menangis lagi. Lantas, dina
semakin marah dan menangis di kamar mandi lalu memainkan sikat gigi yang ada di
kamar mandi. Dina belum meminta maaf atas kenakalan dina waktu kecil, walaupun
sekaranga ibu dan papa sering bercerita kalau waktu kecil dina adalah anak yang
sangat penurut dan patuh.
Ketika SD, ibu dan papa selalu mengajari dina setiap malam secara
bergantian. Padahal dina tau ibu dan papa sangat lelah dengan pekrjaan, tapi
dina tetap saja merengek mintak diajari. Sehingga prestasi dina waktu SDpun
membuat ibu dan papa bangga.
Ketika MTs, ibu dan papa menitipkan dina di kos. Supaya dina
tidak kelelahan PP karena rumah cukup jauh dari sekolah. Tapi, setiap saat dina
mengeluh tentang lelahnya belajar di MTs dan menjadi alas an untuk jarang
pulang kerumah setiap minggunya.
Ketika SMA, ibu dan papa sangat bengga dina bias lulus di
SMA N 1 Padang Panjang dan tinggal di asrama. Hampir setiap minggu ibu dan papa
berkunjung ke asrama untuk melihat keadaan dina. Tapi, dina malah berlmalas-malasan
untuk menemui ibu dan papa. Padahal, ibu dan papa sangat mencemaskan keadaan
dina.
Ketika bimbel, papa dan ibu sering menelpon. Tapi, ditelpon
dina sering mengeluh dan melimpahkan semua rasa stress pada ibu dan papa. Hal yang
seharusnya tidak dina lakukan karena itu akan menambah kecemasan ibu dan papa.
Ketika hari pengumuman SNMPTN, ibu dan papa mengajak dina
untuk pergi jalan-jalan agar dina tidak stress memikirkan hasil yang akan
keluar. Tapi dina malah menggerutu sepanjang jalan kenapa ibu dan papa mengajak
jalan-jalan disaat seperti ini.
Sore itu, pengumuman SNMPTN. Hasilnya pun
diketahui. Ibu dan papa menangis terharu karena dina lulus. Walaupun di pilihan
kedua. Tapi, dina malah menangis karena tak lulus di pilihan pertama dan tidak
bersyukur.
Ketika dina mulai menyerah dan hamper memutuskan untuk tidak
kuliah tahun ini karena biaya yang mahal, papa dan ibu terus meyakinkan dina agar
tetap melanjutkan kuliah. “nak, jangan pikirkan biaya.yang penting kamu
sekolah. Masalah biaya biar apa dan ibu yang mencari”. Kata-kata itu yang
akhirnya mampu membujuk dina untuk tetap disini.
Begitu besar perhatian papa dan ibu untuk dina…
Saat liburan semester, dina jarang berada di rumah disiang
hari. Dina lebih sibuk mengurus acara dan lebih mementingkan reuni dengan
teman-teman dina. Padahal, ibu dan papa sangat merindukan kehadiran dina
dirumah dan berkumpul bersama dengan keluarga. Dan saat dina berada dirumah ibu dan papa selalu
mengantarkan dan memenuhi keinginan dina. Sampai-sampai nanda dan filzah merasa
cemburu dan ibu dan papa memarahi mereka ketika mereka mengeluh dan menuntut
hal yang sama.
Ketika dina jatuh sakit beberapa minggu lalu, ibu dan papa
sering menelpon. Tapi dina malas mengangkatnya. Padahal disana ibu dan papa
sangat mencemaskan keadaan dina. Sangat mengkhawatirkan separah apa demam dina.
Karena ibu dan papa tau kalau jika dina demam itu biasanya lama bahkan sampai
berminggu-minggu. Ditelpon ibu selalu mengingatkan dina untuk minum obat, tapi
dina tidak menuruti nasehat ibu.
Sampai hari ini, ibu menelpon dan menanyakan apakah kiriman
ibu sudah diambil. Dina hanya menjawab simple belum. Padahal ibu sudah susah
payah membuatkan lauk agar dina tidak sembarang makan disini. Agar dina bias selalu
menikmati enaknya masakan rumah.
Maghrib ini, dina baru pulang dan langsung pergi ke TU
asrama untuk mengambil kiriman dari ibu. Lau dina ke kamar. Stelah membuka
bingkisan tersebut, dina menemukan ada yang beda di dalam kotak itu. Biasanya isinya
hanya lauk. Tapi, skarang ibu menambahkannya dengan obat demam. Agar dina minum
obat ketika sakit. Ibu tau kalau dina
pasti tidak minum obat ketika sakit kemaren. Air mata langsung pecah ketika
menemukan obat tersebut.
Ibu,papa…. Terima kasih banyak atas semuanya. Selama ini
dina cuek dengan semua perhatian yang iu dan papa berikan. Selama ini dina
tidak memperhatikan bahwa semua nasehat dan pelajaran yang ibu dan papa berikan
sangat bermanfaat bagi dina sekarang.
Bu,pa…maafkanlah anakmu ini. Karena selama ini hanya
menyusahkan dan menambah beban pikiran ibu dan papa dengan keluhan-keluhan yang
kekanak-kanakan.
Dina berjanji akan menjadi anak yang lebih dewasa dan tidak
menyusahkan orangtua lagi.
wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar