Setiap cerita selalu dimulai
dengan pertemuan. Begitu juga dengan cerita hidup, dimulai dari pertemuan
dengan dunia yang bersedia menampung raga ini. Cerita tentang keluarga, dimulai
ketika pertama kali membuka kedua mata dalam pelukan ayah bunda. Begitulah
cerita, selalu dimulai dengan pertemuan. Lantas, apakah perpisahan mengakhiri
sebuah cerita? Mungkin saja iya, bagi orang yang tak terkesan dengan suatu
pertemuan. Tapi kebanyakan tidak. Malah perpisahan kadang membuat cerita yang
telah terjadi semakin merakat dan bahkan memulai cerita baru, ya cerita tentang
saling memperhatikan, cerita saling merindukan, dan cerita saling memikirkan
bahkan mendoakan satu sama lain dalam diam.
Aku punya cerita tentang
pertemuan dan perpisahan. Ah, mungkin saat ini kita belum benar-benar berpisah
karena kau masih sering menampakkan diri dihadapanku. Masih lekat dalam
ingatanku ketika pertama kali aku melihat dan berusaha mengenal siapa kamu.
Saat itu, kau memakai kemeja berwarna ungu berbicara di hadapan banyak orang
sementara aku adalah pemerhati sang pembicara, kamu. Saat itu, aku terus
memperhatikanmu sampai waktunya kita berpisah, acaranya selesai.
Lalu, aku berusaha bertanya
kemanapun sebisaku tentangmu. Aku sangat sulit menghafalkan dan menyebutkan
namamu kala itu. Aku terus berusaha mengingatnya agar aku bisa mencari tahu
siapa dirimu melalui sudut serba tahu ‘google’. Sayangnya, otak dan pikiranku
kala itu tak bekerjasama, aku lupa siapa namamu. Huft, sangat mengesalkan. Lalu aku pasrah tentangmu, aku tak berniat
lagi mencari tahu siapa kamu dan beranjak melupakan kesan pertama melihat dan
memperhatikanmu.
Suatu hari, aku menemukan lagi
nama mu. Aku langsung mengetikkan nama itu di layar komputerku dan
bermunculanlah sekelabat informasi tentangmu. Aku tersenyum, “akhirnya aku tau
siapa dia” batinku. Lalu aku mulai rajin memerhatikan sosokmu walau sekedar
membuka laman tentangmu. Kebiasaan itu terus berlanjut sampai… ah, aku bahkan
tak tau sampai kapan.
Cerita, selalu diawali dengan
pertemuan, dan perpisahan belum tentu sanggup mengakhirinya. Cerita tentangmu
semakin kuat dalam benakku. Aku bertemu lagi denganmu. Kau dan aku saling tahu,
itu kesempatan indah yang diberikan Sang Maha Tahu kepadaku. Akan dimulai
cerita baru tentangmu, ah bukan cerita baru tapi lanjutan dari cerita yang
telah sempat kurangkai tentangmu. Sekali lagi, kau dan aku saling tahu. Entah
kenapa aku sangat senang atas keadaan ini.
Kau mulai menceritakan
sekelebat tentang dirimu. Lantas aku juga bercerita tentangku. Aku sangat
senang atas keadaan ini. kau dan aku saling tahu. Terimakasih Tuhan. Hanya itu, kau dan aku saling tahu.. Bukankah
cerita bahagia ini sangat sederhana? Kau dan aku saling tahu. Memang bahagia
itu sederhana. Cerita.